Let’s Go Dutch!
Terdapat beberapa kata yang berkaitan dengan go Dutch
seperti Dutch treat; yaitu setiap anggota dari suatu kelompok membayar bagian
mereka masing-masing yang sebenarnya tidak bisa juga dikatakan sebagai sebuah
traktiran (treat); dan Dutch feast yaitu sebuah pesta minuman di mana pembawa
acara mabuk terlebih dahulu daripada para tamu. Kata lainnya ialah Dutch
reckoning, Dutch widow, Dutch courage, Dutch uncle, Dutch door, Dutch lunch,
dutching, dan sebagainya.
Idiom go Dutch memiliki kisah historisnya sendiri. Salah
satu kisah ditemukan pada Satanstoe milik James Fenimore Cooper pada tahun
1845. Kisah tersebut terjadi di New York sekitar tahun 1757 atau 1758. Terdapat
tiga orang Belanda yaitu Cornelius Littlepage, Anneke Mordaunt, dan Dirck
Follock. Littlepage membayar tiket masuk untuk dirinya sendiri, Mordaunt, dan
pelayannya yang kemudian dibayarkan kembali oleh Mordaunt, seharga tiket untuk
dirinya dan pelayannya. Sikap ini dipahami oleh Littlepage karena merupakan
sebuah budaya di perkotaan. Cooper tidak menggunakan frase Dutch treat, tetapi
ia menjelaskan dengan sangat baik mengenai Dutch treat pada dialog. Dalam hal
ini, orang Amerika menetapkan frase go Dutch berdasarkan memori atau mengamati
kebiasaan orang Belanda di Amerika. Oxford English Dictionary menghubungkan go
Dutch dan frase lainnya dengan penghinaan atau pengejekan yang sebagian besar
disebabkan oleh persaingan dan permusuhan antara Inggris dan Belanda di abad
ke-17 yaitu pada periode Anglo-Dutch Wars.
Bahasa dan kebudayaan merupakan dua hal yang melekat erat, sulit dipisahkan satu sama lainnya layaknya kincir angin dan Belanda. Idiom Let’s go Dutch tentulah berkaitan erat dengan sifat dan karakteristik budaya masyarakat Belanda. Setelah membahas makna dan sisi historis idiom go Dutch, esai ini akan membahas juga karakteristik masyarakat Belanda dari sisi interaksi sosial dan makna kata Nederland serta salah satu sikap khas yang dimiliki orang Belanda.
Dalam
hal interaksi sosial, masyarakat Belanda merupakan tipikal yang ramah dan
apresiatif kepada apapun, siapapun, bahkan kepada diri sendiri. Buktinya ialah
190 kewarganegaraan tercatat di Belanda dengan bahasa yang dominan digunakan
ialah bahasa Belanda, Inggris, Jerman, dan Prancis. Warga Belanda juga merupakan
warga yang terbuka dan lugas. Mereka dapat sangat mudah bergaul dengan siapapun
dan kita dapat berbicara terus terang (blak-blakan) karena mereka tidak akan
merasa tersinggung. Masyarakat Belanda juga dikenal sebagai masyarakat dengan
toleransi yang tinggi hingga membuat kebijakannya pun bersifat liberal,
misalnya diperbolehkannya euthanasia dan perkawinan sesama jenis. Dalam hal
lainnya, kita dapat menemukan contoh betapa tolerannya seorang guru yang dapat
dengan mudah dihubungi dan menjadi teman bicara bagi muridnya.
Nama
resmi negara Belanda ialah Nederland yang berarti ‘Negara yang berada di tanah
rendah’. Lebih dari setengah wilayahnya berada kurang dari 1 meter dpl dan
hampir seluruh permukaannya rata. Hal ini mendesak para warganya untuk mampu
secara mandiri menemukan solusi atas banjir yang sering melanda hingga
melahirkan ilmuwan dan warga yang kreatif dan inovatif serta menjadikan Belanda
sebagai salah satu self-service country dewasa ini. Ide brilian mereka yang
kreatif dan inovatif ialah pembuatan tanggul dan dinding laut. Beberapa inovasi
mereka berlanjut hingga sekarang yang dapat dirasakan misalnya wortel berwarna
oranye, konsep pembuatan atlas, compact disc, bluetooth, Wi-fi, Algoritma
Dijkstra, Dutch Polder System, dan berbagai macam inovasi lainnya. Sikap
kreatif dan inovatif ini kemudian membentuk para warganya menjadi cukup
ambisius serta mampu beradaptasi dengan cepat terhadap budaya luar dan berbagai
tipe metode kerja sehingga membuat Belanda terkenal sebagai negara dengan ilmu pengetahuan,
ide, dan budaya dari seluruh dunia.
Secara umum, sikap masyarakat Belanda yang inovatif dapat disandingkan dengan empat elemen dasar. Keberanian dan kreativitas mewakili elemen api, kemandirian disimbolkan elemen udara, keramahan dan toleransi merupakan perlambang elemen air, dan sikap apresiatif ditandai elemen bumi. Bagi penulis, masyarakat Belanda dengan go Dutch-nya dapat disimbolkan dengan elemen air. Alasannya sederhana, orang Belanda merupakan orang yang terbuka, ramah, dan toleran terhadap berbagai budaya serta kaitannya dengan makna kata Nederland, pun demikian dengan air yang bersifat mengalir dan memiliki jarak antarmolekul yang tidak terlalu rapat sehingga dapat menyesuaikan dengan wadah apapun. Hal ini membuat warga Belanda menjadi warga yang supel sekaligus inovatif sehingga mampu mengikuti perkembangan zaman.
Kesimpulannya,
Belanda dengan segala karakteristiknya dan aspek historisnya mampu berinovasi
sesuai dengan sifat dari air secara filosofisnya, mengalir, terbuka, dan
toleran.
So, let’s go Dutch! No need to worry.
Sumber tulisan:
1. Broukal,
Milada. 1996. Idioms for Everyday Use. Illinois: NTC Publishing Group.
2. Oxford
English Dictionary. Dutch, adj., n., and adv. Second edition, 1989; online
version June 2012
3. http://id.m.wikipedia.org/wiki/Belanda
4. http://sosbud.kompasiana.com/2012/05/16/mahadaya-negara-belanda-457641.html
5. http://www.innovateus.net/innopedia/how-did-go-dutch-originate
6. http://www.nesoindonesia.or.id/tinggal-di-belanda/tentang-belanda
7. http://www.spiritual-knowledge.net/articles/fire-water-air-earth.php
8. https://www.studyinholland.nl/about-holland/a-creative-country
9. http://www.utrechtsummerschool.nl/holland/dutch-culture
10. http://www.worldwidewords.org/qa/qa-goi3.htm