23 Okt 2009

THE SEVEN DANGEROUS DON'T ACT THE 7 ACTIONS BELOW AFTER YOU HAVE A MEAL


THE SEVEN DANGEROUS
DON'T ACT THE 7 ACTIONS BELOW AFTER YOU HAVE A MEAL


* Don't smoke- Experiment from experts proves that smoking a cigarette after meal is comparable to smoking 10 cigarettes (chances of cancer is higher).

* Don't eat fruits immediately - Immediately eating fruits after meals will cause stomach to be bloated with air. Therefore take fruit 1-2 hr after meal or 1hr before meal.

* Don't drink tea - Because tea leaves contain a high content of acid. This substance will cause the Protein content in the food we consume to be hardened thus difficult to digest.

* Don't loosen your belt - Loosening the belt after a meal will easily cause the intestine to be twisted & blocked.

* Don't bathe - Bathing after meal will cause the increase of blood flow to the hands, legs & body thus the amount of blood around the stomach will therefore decrease. This will weaken the digestive system in our stomach.

* Don't walk about - People always say that after a meal walk a hundred steps and you will live till 99. In actual fact this is not true. Walking will cause the digestive system to be unable to absorb the nutrition from the food we intake.

* Don't sleep immediately - The food we intake will not be able to digest properly. Thus will lead to gastric & infection in our intestine.

PLEASE FORWARD IT TO YOUR FRIENDS. LET THEM BE AWARE....... ....

belajar dari pohon apel


Tidak dengan DIAM kita menjadi MENANG. Tidak dengan BISU kita menjadi MAJU. Kemuliaan hanya dapat diraih dengan TEKAD yang besar dan KERJA KERAS. Bangkit dan Beramal. Tidak ada istirahat bersama jihad.
"Isy Kariiman Aumut Syahidan"

Cerita ini diambil dari milis tetangga.... ......... ...


Bacaan dibawah mohon dijadikan renungan kita........ ..

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari.
Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu . Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.
Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih . "Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu. "Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu."Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."
Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu." Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.


Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang . "Ayo bermain-main denganku lagi," kata pohon apel. "Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal . Maukah kau menolongku?" Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah.
Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu," kata pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira.Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya."Ayo bermain-main lagi denganku," kata pohon apel."Aku sedih ," kata anak lelaki itu."Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?"
"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah ."

Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. "Maaf anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu." "Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu," jawab anak lelaki itu.

" Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat ," kata pohon apel."Sekarang , aku sudah terlalu tua untuk itu ," jawab anak lelaki itu."Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu . Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini," kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.

" Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang ," kata anak lelaki .
"Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu ." "Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang." Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon.

Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.



Pohon apel itu adalah orang tua kita .
Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu , tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.


Sebarkan cerita ini untuk mencerahkan lebih banyak rekan.

Dan, yang terpenting: cintailah orang tua kita.
Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.

.. . .pengalaman dari teman2 yang melayani di LP Tangerang


Ya kembali gw bilang, this is Indonesia... .
Terus terang, meski sudah beberapa kali mengadakan penelitian Kriminal di LP, pengalaman kali ini adalah pengalaman pertama saya ngobrol langsung dengan seseorang yang didakwa kasus pembunuhan berencana. Dengan jantung dag dig dug, pikiran saya melayang-layang mengira-ngira gambaran orang yang akan saya temui. Sudah terbayang muka keji hanibal lecter, juga penjahat-penjahat berjenggot palsu ala sinetron, dan gambaran-gambaran pembunuh berdarah dingin lain yang sering saya temui di cerita TV.

Well, akhirnya setelah menunggu sekian lama berharap-harap cemas, salah satu sipir membawa seorang anak kehadapan saya.Yup, benar seorang anak berumur 8 tahun. Tingginya tidak lebih dari pinggang orang dewasa dengan wajah yang diliputi senyum malu-malu. Matanya teduh dengan gerak-gerik yang sopan.

Saya pun membaca berkas kasusnya yang diserahkan oleh sipir itu. Sebelum masuk penjara ternyata ia adalah juara kelas di sekolahnya, juara menggambar, jago bermain suling, juara mengaji dan azan di tingkat kanak-kanak. Kemampuan berhitungnya lumayan menonjol. Bahkan dari balik sekolah di dalam penjara pun nilai sekolahnya tercatat kedua terbesar tingkat provinsi. Lantas kenapa ia sampai membunuh? Dengan rencana pula?

Kasus ini terjadi ketika Arif sebut saja nama anak ini begitu, belum genap berusia tujuh tahun. Ayahnya yang berdagang di sebuah pasar di daerah bekasi, dihabisi kepala preman yang menguasai daerah itu. Latar belakangnya karena si ayah enggan membayar uang 'keamanan' yang begitu tinggi. Berita ini rupanya sampai di telinga Arif. Malam esok harinya setelah ayahnya dikebumikan ia mendatangi tempat mangkal preman tersebut. Bermodalkan pisau dapur ia menantang orang yang membunuh ayahnya.

'siapa yang bunuh ayah saya!' teriaknya kepada orang yang ada di tempat itu.

'Gue terus kenapa?' ujar kepala preman yang membunuh ayahnya sambil disambut gelak tawa di belakangnya.

Tanpa banyak bicara anak kecil itu sambil melompat menghunuskan pisau ke perut si preman. Dan tepat mengenai ulu hatinya, pria berbadan besar itu jatuh tersungkur ke tanah. Arif pun langsung lari pulang ke rumah setelahnya. Akhirnya selesai sholat subuh esok paginya ia digelandang ke kantor polisi.

'Arif nih sering bikin repot petugas di Lapas!' ujar kepala lapas yang ikut menemani saya mewawancarai arif sambil tersenyum. Ternyata sejak di penjara dua tahun lalu. Anak ini sudah tiga kali melarikan diri dari selnya. Dan caranya pun menurut saya tergolong ajaib.

Pelarian pertama dilakukannya dengan cara yang tak terpikirkan siapapun. Setiap pagi sampah-sampah dari Lapas itu di jemput oleh mobil kebersihan. Sadar akan hal ini, diam-diam Arif menyelinap ke dalam salah satu kantung sampah. Hasilnya 1-0 untuk Arif. Ia berhasil keluar dari penjara.

Pelarian kedua lebih kreatif lagi. Anak yang doyan baca ini pernah membaca artikel tentang fermentasi makanan tape (ingat loh waktu wawancara usianya baru 8 tahun). Dari situ ia mendapat informasi bahwa tape mengandung hawa panas yang bersifat destruktif terhadap benda keras. Kebetulan pula di Lapas anak ini disediakan tape uli dua kali dalam seminggu. Setiap disediakan tape, arif selalu berpuasa karena jatah tape itu dibalurkannya ke dinding tembok sel tahanannya. Hasilnya setelah empat bulan, tembok penjara itu menjadi lunak seperti tanah liat. Satu buah lubang berhasil dibuatnya. 2-0 untuk arif. Ia keluar penjara ke dua kalinya.

Pelarian ke tiganya dilakukan ala Mission Imposible. Arif yang ditugasi membersihkan kamar mandi melihat ember sebagai sebuah solusi. Besi yang berfungsi sebagai pegangan ember itu di simpannya di dalam kamarnya. Tahu bahwa dirinya sudah diawasi sangat ketat, Arif memilih tempat persembunyian paling aman sebelum memutuskan untuk kabur. Ruang kepala Lapas menjadi pilihannya. Alasannya jelas, karena tidak pernah satu pun penjaga berani memeriksa ruangan ini. Ketika tengah malam ia menyelinap keluar dengan menggunakan besi pegangan ember untuk membuka pintu dan gembok. Jangan tanya saya bagaimana caranya, pokoknya tahu-tahu ia sudah di luar. 3-0 untuk Arif.

Lantas kenapa ia bisa tertangkap lagi? Rupanya kepintaran itu masih berada di sebuah kepala bocah. Pelarian-pelarianny a didorong dari rasa kangennya terhadap ibunya. Anak ini keluar dari penjara hanya untuk ke rumah sang ibunda tercinta. Jadi dari Lapas tanggerang ia menumpang-numpang mobil omprengan dan juga berjalan kaki sekian kilometer dengan satu tujuan, pulang!

Karena itu pula pada pelarian Arif yang ketiga, kepala Lapas yang juga seorang ibu ini meminta anak buahnya untuk tidak segera menjemput Arif. Hasilnya dua hari kemudian Arif kembali lagi ke lapas sambil membawa surat untuk kepala Lapas yang ditulisnya sendiri.

Ibu kepala Arif minta maaf, tapi Arif kangen sama ibu Arif. Tulisnya singkat.

Seorang anak cerdas yang harus terkurung dipenjara. Tapi, saya tidak lantas berpikir bahwa ia tidak benar-benar bersalah dan harus dibebaskan. Bagaimanapun juga ia telah menghilangkan nyawa seseorang. Tapi saya hanya berandai-andai jika saja, polisi bertindak cepat menangkap pembunuh si ayah (secepat polisi menangkap si Arif) pastinya saat ini anak pintar dan rajin itu tidak akan berada di tempat seperti ini. Dan kreativitasnya yang tinggi itu bisa berguna untuk hal yang lain. Sayangnya si Arif itu cuma anak pedagang sayur miskin sementara si preman yang dibunuhnya selalu setia menyetor kepada pihak berwajib setempat. Itulah yang namanya keadilan!

Riza Saputra
Telecommunication Engineering - Institut Teknologi Bandung
http://rizasaputra. wordpress. com

Peraturan-peraturan Aneh

Peraturan-peraturan Aneh
Walau kitab hukum dan perundangan dibuat dengan serius, ternyata ada
juga yang isinya unik, lucu dan konyol.

THAILAND :
Dilarang keluar rumah tanpa mengenakan celana dalam. (ketauan pake
ngga pakenya gimana dong?)

FILIPINA :
Untuk mengurangi tingkat kemacatan lalu lintas kota Manila ,
ditetapkan bahwa : Kendaraan bernomor akhir 1 atau 2 tidak diizinkan
beroperasi di hari Senin.
Sedangkan angka 3 & 4 tidak boleh di hari Selasa, 5 & 6 tidak boleh
di hari Rabu, 7 & 8 tidak boleh di hari Kamis, 9 & 0 tidak boleh di
hari Jumat. Peraturan ini berlaku sejak pukul 07.00 pagi setiap
harinya.

SWISS :
a. Dilarang berkebun di hari minggu. Alasannya : BERISIK!!!
b. Walau warga Swiss dilarang menjual, membeli, menyelundupkan, dan
memproduksi minuman beralkohol, tapi mereka diizinkan untuk
mengkonsumsinya.

SWEDIA :
Dilarang mengecat rumah tanpa ijin dari pemerintah dan harus
menggunakan cat yang sudah mendapat sertifikat / ijin dari pemerintah.

KOREA SELATAN :
Para polisi wajib melaporkan jumlah uang suap yang mereka terima dari
para pengendara yang mereka tilang.

SINGAPURA :
a. Dilarang menjual Permen karet di Singapura.
b. Dilarang berjalan tanpa busana (bugil)
c. Tidak menyiram setelah buang air di toilet, dapat dikenakan denda.
d. Jika Anda tertangkap basah meludah sebanyak 3X, Anda diwajibkan
membersihkan jalan di hari Minggu dengan menenteng tulisan di dada "I
am
a. Litterer" (Saya seorang Peludah)
e. Dilarang pipis di dalam lift / elevator. (YA
IYAAAALAAAAHHHH> >>GILA APA PIPIS DI LiFT)

UNITED KINGDOM :
a. Dilarang menjual sayuran di hari minggu (kecuali wortel).
b. Wanita dilarang makan coklat di tempat umum.
c. Mengambil barang yang dibuang, dapat diancam hukuman Pidana
Terorisme.

MEKSIKO :
a. Wanita yang bekerja di kantor pemerintahan dilarang mengenakan rok
mini atau pakaian yang dapat "memprovokasi" rekan kerja selama jam>
kerja.
b. Dilarang memaki di tempat umum..

ITALIA :
a. Pria yang mengenakan rok mini di tempat umum dikenakan hukuman
kurungan.(YA IYALAAAAH>>> ANEH SOALNYA....)
b. Memukul orang dengan kepalan tangan diancam hukum pidana
penganiayaan. Tapi menghajar orang dengan meja dan kursi dapat
dianggap membela diri.( Gila... trus apa bedanya????? ?)

AUSTRALIA :
a. Anak-anak berusia di atas 18 tahun (dibawah 21) dilarang membeli
rokok, tapi diizinkan merokok.
b. Dilarang mengangkat telepon pada deringan pertama.(KENAPA DILARANG
SIIIH...GA PENTING)
c. Hanya Petugas Listrik berizin yang boleh mengganti lampu rumah.
d. Dilarang mengenakan celana Hot Pink di hari minggu.
(huahahahaha. ..)

YUNANI :
Dilarang mengenakan topi di stadium olahraga, karena dapat mengganggu
pandangan orang lain.

CHINA :
Hanya anak cerdas yang boleh kuliah (dan ini harus bisa dibuktikan
dengan ijazah ujian Negara yang diterimanya) .

KANADA :
a. Dilarang mencopot plester luka di tempat umum.
b. Dilarang menyirami tananam di kebun saat sedang hujan..
c. Dilarang pipis di semua tempat di Kanada (kecuali toilet rumah
Anda sendiri). (trus kalo kebelet gimana? aneh deh...)
d. Dilarang memanjat pohon.

PERANCIS :
a. Dilarang berciuman di kereta bawah tanah.
b. Dilarang menamai babi peliharaan Anda "Napoleon". (MAKSA DEH
AAAAH....)

ISRAEL :
a. Dilarang memelihara babi di tanah Israel . Orang yang melakukannya
akan ditembak mati. (sadis euy..)
b. Dilarang ngupil di hari Sabat (Sabtu / Minggu). (rupanya ngupil
juga perlu istirahat pas weekend )
c. Dilarang naik sepeda, kecuali punya izin mengendarai sepeda.

AMERIKA :

1. ARIZONA :
a. Pemerintah Arizona melarang para pemburu melakukan aktivitas
pemburuan onta di Arizona. (Masalahnya : Onta tidak hidup / tidak ada
di Arizona. Lalu buat apa memberlakukan undang-undang itu? *bingung*)
b. Dilarang menirukan gaya Pendeta / Pastor setempat.
c. Dilarang mengendarai mobil tanpa sepatu.
d. Dilarang bermain domino di hari Minggu.
e. Dilarang memakai kumis palsu di gereja.
f. Hukuman mati diberlakukan bagi siapapun yang menaburkan garam di
atas rel kereta api.
g. Dilarang mengendarai mobil dengan mata tertutup.

2. ALASKA :
a. Dilarang memfoto beruang yang lagi tidur.
b. Dilarang mengikat anjing peliharaan di atas kap / atap mobil.
c. Dilarang memberi minum bir pada rusa.
d. Dilarang berjalan-jalan sambil membawa busur dan anak panah.

3. ARKANSAS :
a. Pria diizinkan memukuli istrinya, tapi tidak boleh lebih dari 1
kali sebulan. (WHAT??!!)
b. Dilarang memelihara buaya di dalam bathtub. (idiiih.... Siapa juga
yg mau????)
c. Pria dan wanita yang ketahuan saling menggoda di tengah jalan,
akan dikenakan 30 hari penjara.
d. Dilarang membawa sapi berjalan-jalan di jalan utama setelah lewat
jam 1 dini hari di hari Minggu.

4. CALIFORNIA :
a. Binatang peliharaan dilarang dibiarkan berhubungan intim di
sekitar lokasi sekolah, taman, dan tempat ibadah.
b. Wanita dilarang mengendarai mobil mengenakan daster.
c. Mobil tanpa pengemudi dilarang ngebut di jalan.(YA
IAYALAAAAAAAAAAH)
d. Dilarang bersepeda di kolam renang. (APALAGI INI...)
e. Dilarang mengenakan sepatu boot koboi, kecuali Anda memelihara
sapi minimal 2 ekor.
f. Dilarang memelihara binatang berwarna hijau dan berbau menyengat.
g. Dilarang bermain bowling di trotoar.

5. COLORADO :
a. Dilarang berdebat dengan polisi, kecuali kendaraan Anda dihentikan
olehnya.
b. Dilarang mendirikan bangunan di tengah jalan. (YA IYALAAAH...GILA
APA...????)

6. CONNECTICUT
a. Dilarang mengendarai sepeda dengan kecepatan lebih dari 90 km /
jam.
b. Pria dilarang mencium istrinya di hari Minggu. (ANEEEH...SIRIK
AJAH...)
c. Mobil pemadam kebakaran tidak diizinkan ngebut lebih dari 40
km /jam, walau sedang menuju ke lokasi kebakarang sekalipun.
d. Penata rias / kecantikan dilarang bersiul, berdendang, ataupun
bernyanyi saat melayani pelanggan.

7. FLORIDA :
a. Konstitusi Negara menjamin babi-babi hamil bebas dari ancaman
penjara, untuk tindakan apapun yang mereka lakukan.
b. Denda akan diberikan pada wanita yang tertidur saat rambutnya di-
hairdryer, kecuali dia adalah pemilik salon.
c. Dilarang bernyanyi di depan umum sambil mengenakan pakaian renang.
d. Dilarang kentut di tempat umum setelah jam 6 sore.
e. Dilarang memecahkan piring dan gelas lebih dari 3 buah sehari.

8. NEW YORK :
a. Dilarang menyapa orang sambil ngupil.
b. Dilarang mengenakan sandal setelah lewat jam 10 malam.
c. Pria dilarang keluar dengan mengenakan jaket dan celana yang gak
matching.(WHAT. .. ??? KALO LAGI GAK MODE SERBA MATCHING GMANA???)
d. Pria dilarang keluar rumah topless (tidak mengenakan baju atasan).
(FYI : Ini adalah hukum tertua di New York karena telah diberlakukan
sejak tahun 1900.)
e. Dilarang menyeruput sup.
f. Dilarang makan sambil berenang di lautan. (KITA SIH UDAH
TAUUUUU....)

9. WASHINGTON :
a. Dilarang menyusui anak di tempat umum..
b. Dilarang menari dan minum di waktu bersamaan.

EMANG IYA GITUUUHHH... ........? ?

Baca Dehh..

Menuurt sbeauh penilitean di Cmabrigde Uinervtisy, tiadk meajndi malsaah bgaiamnaa uratun hruuf-hruuf di daalm seubah ktaa. Ynag pailng pnetnig adlaah leatk hruuf peratma dan terkahir itu beanr. Sisnaya daapt breatnakan smaa seakli dan kmau maish dpaat mebmaacnya tapna maaslah. Hal ini kaerna oatk maunisa tiadk mebmaca steiap huurf maisng-msaing, teatpi ktaa keesluurhan. Pecraya ngagk?

BC
http://baca- saja.blogspot. com

17 Okt 2009

Di Blok M ada UFO

http://www.kompas.com/data/photo/2009/10/16/s1136271p.JPG

menggegerkan memang, apalagi setelah gempa dari ujung kulon kemarin...
memang, jakarta dsktrnya harus banyak2 bermuhasabah (hehe, kayak nasyidnya edcoustic aja yah??); lebih lengkapnya bisa klik di
http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2009/10/16/11363529%20/wah.ada.ufo.di.blok.m

Muhasabah Cinta

Semalem baru aja denger lagu ini...dan lagu ini bener2 menyusup hati...
http://www.4shared.com/file/59252902/427c7591/edCoustic_-_Muhasabah_Cinta.html?s=1

16 Okt 2009

13 Okt 2009

Pagi Ini

hari ini aku seperti biasa, puasa syawal yang sempet tertunda kemaren2 (hhe). trus ceritanya aku udah selesai sahur nih, pas aku liaht ada botol sari kurma nganggur di meja makan. ya kuminumlah sari kurma itu, 1 sendok makan, trus juga minum madu dgn takaran yang sama, dilanjutkan minum habbatus sawda...
hadoo.. :-o
enak sih, daripada minum obat2 yang tablet2 gitu, mending minum bahan2 alami gitu kan...manis pula rasanya
tapi tetep aja, too sweet...hhehehe..
well, aku tetep seneng koq meski dicekokin obat2an alami itu,
hmm...aku jadi inget, hari ini banyak banyak banget rapat jo...
dari yang jam 6.30, jam 7.00, jam 9.00, dan jam 11.00...kapan aku ngambil buku alin sama statel ya?? :(
yaudah deh, krn banyak rapat aku udahin dulu ngenetnya..yo

Surat Cinta in english

SURAT CINTA MBAK SUM.
mBak Sum; bermaksud memutuskan hubungan dengan kekasihnya bernama Robbie, seorang bule dari Amerika,
Akan tetapi dia tak sanggup untuk bertemu muka dengan kekasihnya.
mBak Sum menulis surat dengan berbekal pengetahuan bahasa Inggris & kamus tebal.
Isi suratnya sbb :

Hi Robbie, with this letter I want to give know you
(hai Robbie, bersama surat ini saya ingin memberitahu kamu)
I WANT TO CUT CONNECTION US
(SAYA INGIN MEMUTUSKAN HUBUNGAN KITA)
I have think this very cook cook
(saya telah memikirkan hal ini masak masak)
I know my love only clap half hand
(saya tahu cinta saya hanya bertepuk sebelah tangan)
Correctly, I have see you go with a woman entertainment at town with my eyes and head myself
(sebenarnya, saya telah melihat kamu pergi bersama seorang wanita penghibur dI kota dengan mata kepala saya sendiri)
You always ask apology back back times
(kamu selalu minta maaf berulang ulang kali)
You eyes drop tears crocodile
(matamu mencucurkan airmata buaya)
You correct correct a man crocodile land
(kamu benar-benar seorang lelaki buaya darat)
My Friend speak you play fire
(teman saya bilang kamu bermain api)
Now I know you correct correct play fire
(sekarang saya tahu kamu benar benar bermain api)
So, I break connection and pull body from love triangle this
(jadi, saya putuskan hubungan dan menarik diri dari cinta segitiga ini)
I know result I pick this very correct, because you love she very big from me
(saya tahu keputusan yang saya ambil ini benar, karena kamu mencintai dia lebih besar dari saya)
But I still will not go far far from here
(namun saya tetap tidak akan pergi jauh-jauh dari sini)
I don't want you play play with my liver
(saya tidak ingin kamu main-main dengan hati saya)
I have been crying night night until no more eye water thinking about
your body
(saya menangis bermalam-malam sampai tidak ada lagi airmata
memikirkan dirimu)
I don't want to sick my liver for two times
(saya tidak mau sakit hati untuk kedua kalinya)
Safe walk, Robbie
(selamat jalan, Robbie)
Girl friend of your liver
(kekasih hatimu)
Note:
this river I forgive you, next river I kill you !
(kali ini aku maafkan kamu, lain kali kubunuh kau !)

11 Okt 2009

Pulang Diskret

Betapa lelah sepulang dari cilember itu...
Moga menjadi bekal amal di akhirat nanti
aamiin

9 Okt 2009

Sahabat Karib

Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk di sampingku kawan
Banyak cerita yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan…
-Ebiet G Ade, Berita Kepada Kawan-

Laksana petir menggelegar, saya mendengar berita itu (gempa di Sumatera Barat). Sampai terbawa mimpi, saya seakan melihat kejadian tersebut persis saya alami. Puji syukur pada Rabb semesta alam atas kebaikan-Nya masih menjaga saudara di kota Padang.

Paragraf dan bait lagu di atas merupakan sekelumit cerita yang berpilin satu sama lain dengan kisah berikut ini. Mari kita simak baik-baik.


Alkisah, hari itu kejadian itu terjadi. Betapa kaget diri saya setelah tidak mengikuti satu mata kuliah karena alasan sepele, LUPA. Pun demikian dengan berita gempa dan kabar kehidupan mad’u (sejujurnya saya lebih senang memanggilnya dengan sebutan ‘sahabat karib’) saya. Bagaimanalah saya tidak menyangka, sahabat karib saya ternyata memiliki masalah yang cukup kompleks.
Sebelumnya, mari kita kenang kembali cerita tentang sahabat-sahabat karib saya. Ada beberapa orang (selama ngampus dari semester 1 hingga semester 3 sekarang) yang pernah menjadi sahabat karib saja, buka telapak tangan kita, lalu kita akan tahu ada berapa banyak kepala yang pernah nempel-nempel dengan diri saya. Salah satunya sudah bergabung dengan barisan yang sedang saya ikuti pula, yang lain dalam masa processing untuk bergabung bersama pula. Akan tetapi, yang terakhir disebutkan ini agak berbeda. Background-nya sahabat saya yang satu ini agak berbeda, dia pintar dan sudah pernah mengikuti kegiatan rutin pekanan sebelumnya (bahkan saya diberi tahu siapa guru mengaji dan mengkajinya), meskipun masalah penampilan akhirnya dia hijrah juga (bahkan saya disuruh memilihkan pakaian yang cocok baginya, cocok warna dan cocok harga pula). Finally, dia berubah. Total. Ikut ngaji lagi. Tambah pintar pula. Tambah laptop pula (yang ini tak termasuk ya?). Pada awalnya, tak pernah tebersit sedikitpun niat untuk berkarib dengannya karena saya takut gagal. Sungguhlah saya teramat takut gagal karena dia memiliki segalanya. Pintar. Finansial berkecukupan. Supel. Ramah. Jaringan yang luas. Bagaimanalah saya mampu. Bagaimanalah saya bisa menyelesaikan ini dengan manis (semanis kembang gula). Akan tetapi, keberhasilan ini mematahkan argumen saya sebelumnya. Saya berhasil! Lantas, saya tidak mundur. Saya maju! Mari kita lanjutkan cerita ini tentang sahabat karib berikutnya. Dia seorang aktivis. Bahkan, jika total aktivitas kelembagaan saya dijumlahkan dengan miliknya, saya masih kalah karena dia ikut LD yang lebih besar daripada LD yang saya ikuti sekarang ini. Awalnya, saya banyak berdiskusi dengannya tentang penampilan. Akan tetapi, keterlibatan aktifnya di organisasi LD tersebut memiliki andil cukup besar untuk membantu proses diskusi kami yang mengakibatkan penampilannya semakin rapi saja. Diskusi tersebut berlanjut hingga membuatnya memiliki kegiatan rutin pekanan. Tunai sudah merengkuhnya. Kini saatnya mencari karib baru. Ternyata, karib baru saya kali ini orangnya (sangat) lebih tinggi (tubuhnya) daripada saya (but, it’s ok, no problem). Ada banyak hal yang saya diskusikan dengannya. Namun, saya merasa kurang sanggup covering pertanyaan-pertanyaannya yang bejibun itu. So, saya serahkan ia kepada karib saya yang pertama tadi (toh dia juga mendapat tugas mencari sahabat karib pula, tetapi nampaknya karib pertama saya melempar balik pada saya, fiuh). Nah, karib saya yang terakhir ini agak berbeda dari karib-karib sebelumnya. Dia belum dihijab, benar. Mentoringnya masih pasif, benar. Gitu deh, dia merupakan mahasiswi tipe kuliah dengan sedikit organisasi. Banyak hal saya bagi padanya (dan orang-orang di atas juga) termasuk hal sensitif seperti tim pemenangan dan sebagainya karena bagi saya dia cukup mengerti, hanya saja tidak terlalu respek dengan hal tersebut. Sampai hari itu, hari ketika hujan turun kali kedua di kota belimbing. Dia menceritakan masalah keluarganya. Dan saya belajar menjadi pendengar yang baik (seperti yang sering digaungkan orang-orang bahwa pendengar yang baik itu langka di bumi ini) baginya. Ternyata masalahnya kompleks. Tak seperti yang saya bayangkan. Sungguh, lebih berat bahkan daripada masalah keluarga saya (mungkin, hanya asumsi hati saja). Dari percakapan (yang saya lebih banyak diamnya) itu, saya tahu tentangnya. Dan saya baru menyadari, tidak semua orang (spesifikasi: teman satu jurusan, satu angkatan) mau membagi masalah keluarganya pada orang seperti saya yang bertipe sanguinis ini. Harapan saya tak muluk-muluk: masalahnya selesai dan dia bisa mendapatkan teman-teman kajian pekanan yang (jauh) lebih baik daripada saya, mau mendengarkan lebih sabar lagi tentang keluh-kesahnya tentunya dengan penyelesaian masalah yang relevan dengan keadaannya. Sungguhpun bila hari itu hujan tak turun, entah kapan saya akan mendapat sesi praktikum materi ‘Menjadi Pendengar yang Baik’. Betapa hujan itu betul-betul membawa berkah.
Begitu pun dengan hujan di Tanah Andalas. Seperti hari itu, langit dan bumi sudah menjalankan perintah Sang Khaliq secara total, tidak setengah-setengah. Setelah bumi menggoyang negeri di salah satu belahan Sumatera itu, langit menurunkan tetes-tetes air keberkahan bagi penduduk negeri. Lihatlah itu, mungkin karena suatu hal yang belum saya ketahui negeri itu dihujani keberkahan. Ya, keberkahan. Karena air langit itu tidak turun menyerbu dengan ganas sehingga membuat danau tambahan di daratan seperti yang biasa terjadi di ibukota. Sungguh, bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Betapa kalimat ini benar adanya, analoginya seperti kegiatan yang baru saja diceritakan itu. Sungguh relevan dengan kondisi tepi zaman seperti sekarang ini.
Lantas, apa hubungannya dengan bait lagu Bang Ebiet tadi? Tentu saja ada hubungannya. Tak pahamkah kita, semuanya memiliki ikatan, pilinan yang berkaitan. Saya hanya ingin mencari sahabat karib yang bisa menemani perjalanan yang undescribable ini. Meskipun tak terbayangkan (sulitnya), keyakinan (iman) akan Firman Rabb semesta alam pada paragraf sebelumnya sudah cukup menjawab semuanya. Semuanya.
Baiklah, kisah ini sudah selesai. Mudah-mudahan bersahabat karib pun dapat diselesaikan dengan manis pula. Amin.
Ahh ya, saya jadi teringat dengan sahabat karib lama saya. Dia sudah menjadi salah satu petinggi fakultas di universitas kita ini. Betapa saya ingat, tak pernah sedikitpun dulu (masa putih-abu-abu) terlintas di benak saya untuk membahas-bahas tentang pakaian yang sesuai perintah Rabb kami. Tiba-tiba pesan pendek yang sebelumnya diterjemahkan dalam kombinasi string 1 dan 0 menyembul di ponsel jadul saya. Isinya kira-kira berupa pertanyaan apa saja yang harus dia beli untuk membungkus tubuhnya dengan pakaian taqwa. Sungguh, betapa terkejutnya saya. Segera saya mengucap kalimat terima kasih pada sang Ilah. Kelanjutan ceritanya, ia tetap konsisten dengan pilihannya sekalipun belum ada anggota keluarganya yang mengikuti jejaknya.
Dan ia kini sudah tumbuh menjadi gadis yang baik hati dan menyenangkan. Dia amat disukai banyak kalangan karena kebaikannya. Meski setelah cerita tersebut selesai, saya tetap berusaha belajar banyak darinya. Belajar akan perubahan. Ya, perubahan. Mudah-mudahan perubahan itu memberikan manfaat yang berlimpah bagi penduduk bumi seraya diamini penduduk langit. Seperti hujan (yang membawa berkah), perubahan (yang baik dan memberikan manfaat) tentunya akan disaksikan Sang Khaliq sebagai sebuah effort untuk berlari menuju-Nya dan dicatat baik-baik oleh the guardian di samping kanan kita.
Pun demikian, mudah-mudahan penduduk langit sekiranya mau berbaik hati mencatat keinginan saya lantas membimbing agar keinginan itu tercapai, memandang wajah Allah sekaligus bercengkerama dengan-Nya, Rabb semesta alam.


Asri Nur Chiquita
Matematika
FMIPA
2008
UI

Sahabat Karib

Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk di sampingku kawan
Banyak cerita yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan…
-Ebiet G Ade, Berita Kepada Kawan-

Laksana petir menggelegar, saya mendengar berita itu (gempa di Sumatera Barat). Sampai terbawa mimpi, saya seakan melihat kejadian tersebut persis saya alami. Puji syukur pada Rabb semesta alam atas kebaikan-Nya masih menjaga saudara di kota Padang.

Paragraf dan bait lagu di atas merupakan sekelumit cerita yang berpilin satu sama lain dengan kisah berikut ini. Mari kita simak baik-baik.


Alkisah, hari itu kejadian itu terjadi. Betapa kaget diri saya setelah tidak mengikuti satu mata kuliah karena alasan sepele, LUPA. Pun demikian dengan berita gempa dan kabar kehidupan mad’u (sejujurnya saya lebih senang memanggilnya dengan sebutan ‘sahabat karib’) saya. Bagaimanalah saya tidak menyangka, sahabat karib saya ternyata memiliki masalah yang cukup kompleks.
Sebelumnya, mari kita kenang kembali cerita tentang sahabat-sahabat karib saya. Ada beberapa orang (selama ngampus dari semester 1 hingga semester 3 sekarang) yang pernah menjadi sahabat karib saja, buka telapak tangan kita, lalu kita akan tahu ada berapa banyak kepala yang pernah nempel-nempel dengan diri saya. Salah satunya sudah bergabung dengan barisan yang sedang saya ikuti pula, yang lain dalam masa processing untuk bergabung bersama pula. Akan tetapi, yang terakhir disebutkan ini agak berbeda. Background-nya sahabat saya yang satu ini agak berbeda, dia pintar dan sudah pernah mengikuti kegiatan rutin pekanan sebelumnya (bahkan saya diberi tahu siapa guru mengaji dan mengkajinya), meskipun masalah penampilan akhirnya dia hijrah juga (bahkan saya disuruh memilihkan pakaian yang cocok baginya, cocok warna dan cocok harga pula). Finally, dia berubah. Total. Ikut ngaji lagi. Tambah pintar pula. Tambah laptop pula (yang ini tak termasuk ya?). Pada awalnya, tak pernah tebersit sedikitpun niat untuk berkarib dengannya karena saya takut gagal. Sungguhlah saya teramat takut gagal karena dia memiliki segalanya. Pintar. Finansial berkecukupan. Supel. Ramah. Jaringan yang luas. Bagaimanalah saya mampu. Bagaimanalah saya bisa menyelesaikan ini dengan manis (semanis kembang gula). Akan tetapi, keberhasilan ini mematahkan argumen saya sebelumnya. Saya berhasil! Lantas, saya tidak mundur. Saya maju! Mari kita lanjutkan cerita ini tentang sahabat karib berikutnya. Dia seorang aktivis. Bahkan, jika total aktivitas kelembagaan saya dijumlahkan dengan miliknya, saya masih kalah karena dia ikut LD yang lebih besar daripada LD yang saya ikuti sekarang ini. Awalnya, saya banyak berdiskusi dengannya tentang penampilan. Akan tetapi, keterlibatan aktifnya di organisasi LD tersebut memiliki andil cukup besar untuk membantu proses diskusi kami yang mengakibatkan penampilannya semakin rapi saja. Diskusi tersebut berlanjut hingga membuatnya memiliki kegiatan rutin pekanan. Tunai sudah merengkuhnya. Kini saatnya mencari karib baru. Ternyata, karib baru saya kali ini orangnya (sangat) lebih tinggi (tubuhnya) daripada saya (but, it’s ok, no problem). Ada banyak hal yang saya diskusikan dengannya. Namun, saya merasa kurang sanggup covering pertanyaan-pertanyaannya yang bejibun itu. So, saya serahkan ia kepada karib saya yang pertama tadi (toh dia juga mendapat tugas mencari sahabat karib pula, tetapi nampaknya karib pertama saya melempar balik pada saya, fiuh). Nah, karib saya yang terakhir ini agak berbeda dari karib-karib sebelumnya. Dia belum dihijab, benar. Mentoringnya masih pasif, benar. Gitu deh, dia merupakan mahasiswi tipe kuliah dengan sedikit organisasi. Banyak hal saya bagi padanya (dan orang-orang di atas juga) termasuk hal sensitif seperti tim pemenangan dan sebagainya karena bagi saya dia cukup mengerti, hanya saja tidak terlalu respek dengan hal tersebut. Sampai hari itu, hari ketika hujan turun kali kedua di kota belimbing. Dia menceritakan masalah keluarganya. Dan saya belajar menjadi pendengar yang baik (seperti yang sering digaungkan orang-orang bahwa pendengar yang baik itu langka di bumi ini) baginya. Ternyata masalahnya kompleks. Tak seperti yang saya bayangkan. Sungguh, lebih berat bahkan daripada masalah keluarga saya (mungkin, hanya asumsi hati saja). Dari percakapan (yang saya lebih banyak diamnya) itu, saya tahu tentangnya. Dan saya baru menyadari, tidak semua orang (spesifikasi: teman satu jurusan, satu angkatan) mau membagi masalah keluarganya pada orang seperti saya yang bertipe sanguinis ini. Harapan saya tak muluk-muluk: masalahnya selesai dan dia bisa mendapatkan teman-teman kajian pekanan yang (jauh) lebih baik daripada saya, mau mendengarkan lebih sabar lagi tentang keluh-kesahnya tentunya dengan penyelesaian masalah yang relevan dengan keadaannya. Sungguhpun bila hari itu hujan tak turun, entah kapan saya akan mendapat sesi praktikum materi ‘Menjadi Pendengar yang Baik’. Betapa hujan itu betul-betul membawa berkah.
Begitu pun dengan hujan di Tanah Andalas. Seperti hari itu, langit dan bumi sudah menjalankan perintah Sang Khaliq secara total, tidak setengah-setengah. Setelah bumi menggoyang negeri di salah satu belahan Sumatera itu, langit menurunkan tetes-tetes air keberkahan bagi penduduk negeri. Lihatlah itu, mungkin karena suatu hal yang belum saya ketahui negeri itu dihujani keberkahan. Ya, keberkahan. Karena air langit itu tidak turun menyerbu dengan ganas sehingga membuat danau tambahan di daratan seperti yang biasa terjadi di ibukota. Sungguh, bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Betapa kalimat ini benar adanya, analoginya seperti kegiatan yang baru saja diceritakan itu. Sungguh relevan dengan kondisi tepi zaman seperti sekarang ini.
Lantas, apa hubungannya dengan bait lagu Bang Ebiet tadi? Tentu saja ada hubungannya. Tak pahamkah kita, semuanya memiliki ikatan, pilinan yang berkaitan. Saya hanya ingin mencari sahabat karib yang bisa menemani perjalanan yang undescribable ini. Meskipun tak terbayangkan (sulitnya), keyakinan (iman) akan Firman Rabb semesta alam pada paragraf sebelumnya sudah cukup menjawab semuanya. Semuanya.
Baiklah, kisah ini sudah selesai. Mudah-mudahan bersahabat karib pun dapat diselesaikan dengan manis pula. Amin.
Ahh ya, saya jadi teringat dengan sahabat karib lama saya. Dia sudah menjadi salah satu petinggi fakultas di universitas kita ini. Betapa saya ingat, tak pernah sedikitpun dulu (masa putih-abu-abu) terlintas di benak saya untuk membahas-bahas tentang pakaian yang sesuai perintah Rabb kami. Tiba-tiba pesan pendek yang sebelumnya diterjemahkan dalam kombinasi string 1 dan 0 menyembul di ponsel jadul saya. Isinya kira-kira berupa pertanyaan apa saja yang harus dia beli untuk membungkus tubuhnya dengan pakaian taqwa. Sungguh, betapa terkejutnya saya. Segera saya mengucap kalimat terima kasih pada sang Ilah. Kelanjutan ceritanya, ia tetap konsisten dengan pilihannya sekalipun belum ada anggota keluarganya yang mengikuti jejaknya.
Dan ia kini sudah tumbuh menjadi gadis yang baik hati dan menyenangkan. Dia amat disukai banyak kalangan karena kebaikannya. Meski setelah cerita tersebut selesai, saya tetap berusaha belajar banyak darinya. Belajar akan perubahan. Ya, perubahan. Mudah-mudahan perubahan itu memberikan manfaat yang berlimpah bagi penduduk bumi seraya diamini penduduk langit. Seperti hujan (yang membawa berkah), perubahan (yang baik dan memberikan manfaat) tentunya akan disaksikan Sang Khaliq sebagai sebuah effort untuk berlari menuju-Nya dan dicatat baik-baik oleh the guardian di samping kanan kita.
Pun demikian, mudah-mudahan penduduk langit sekiranya mau berbaik hati mencatat keinginan saya lantas membimbing agar keinginan itu tercapai, memandang wajah Allah sekaligus bercengkerama dengan-Nya, Rabb semesta alam.


Asri Nur Chiquita
Matematika
FMIPA
2008
UI

10 Sep 2009

Makna Kata ‘Ukhuwah’ Sebenarnya…

Musim semi kini telah tiba

Bunga-bunga bermekaran

Di sepanjang jalan warna berganti

Segar asri berseri… di hati…

“Aku ingin keluar dari jama’ah ini!”, sepotong kalimat terlontar dari seorang ikhwah. Bukan untuk pertama kali, namun sudah tak terhingga kalimat ini mengiang di telinga kita. Bukan pula yang terakhir kali, karena inilah sunatudda’wah. Pertanyaan ini senantiasa membekas di setiap zaman, di setiap episode da’wah, dari zaman kenabian sampai hari kiamat.

“Silahkan akhi....silahkan ukhti....”, jawab seorang ikhwah menimpali. Beberapa dari kita memepersilahkan kepergian saudara dari barisan ini dengan sikap biasa-biasa. Sikap yang lahir dari pemahaman bahwa hal ini merupakan sunnah da’wah, bahwa akan selalu lahir ikhwah-ikhwah baru, mujahid-mujahid baru, bahwa Islam akan tetap terpelihara sehingga tidak pantas barisan ini merengek-rengek demi menahan kepergian seseorang, bahwa seleksi alamiah berlaku untuk membersihkan orang-orang yang barangkali memang kurang pantas menegemban amanah ini. Sikap ini tidak salah, banyak yang menerapkan dengan apa adanya, maka akhirnya tidak sedikitlah yang benar-benar mundur dari barisan ini.

Saat kita bersemangat, memiliki level iman yang stabil atau sedikit lebih baik, kita seolah-olah melihat saudara kita pun seperti kita. Menerapkan standar stabilitas keimanan kita kepada saudara-saudara kita, atau bahkan adik (ikhwah baru) kita. Maka, ketika kondisi saudara kita tidak stabil, sedang mengalami fluktuasi iman, futur, kita pun menganggapnya sebagai kader manja. Kita menlihatnya dengan perspektif berbeda dengan apa yang dirasakannya atau yang dibutuhkannya. Kita yang stabil memaksa agar ia bisa survival bertahan di garis keimanan. Sehingga kita tidak merasa terlalu perlu untuk memberinya nasihat, atau motivasi-motivasi keimanan. Sementara betapa ia butuh sentuhan-sentuhan perhatian kita.

Kita berpikir bahwa suatu saat, kita akan hidup sendiri tanpa seorang ikhwah yang menemani di suatu daerah. Sehingga kita mengira bahwa kita harus bersiap-siap untuk hal tersebut. Maka ketika ada seorang yang futur, kita bersikap seolah-olah tidak peduli padanya. Dan ketika dia benar-benar mengucapkan, “selamat tinggal”, kita menyalahkannya atas kelemahannya. Kita menyelamatkan diri atas kesalahan dari futurnya saudara, dengan hiburan-hiburan bahwa ini adalah sunatudda’wah.

Tidak sedikit kisah-kisah futurnya ikhwah dari barisan ini setelah tarbiyah bertahun-tahun. Buka hal yang mengejutkan memang, ulama bahkan ada yang murtad, berganti haluan, ustadz pun ada yang terjatuh, saat tergiur indahnya dunia. Kehilangan seseorang yang telah memiliki kepahaman dan mobilitas da’wah yang tinggi, apakah bisa diganti dengan masuknya 50 orang baru dalam barisan ini, tanpa kepahaman dan aksi da’wah yang mapan? Lepasnya seorang kader produktif apakah bisa ditutupi dengan hiburan bahwa 50 orang yang baru-baru mengikuti dauroh tahap awal, dengan produktivitas da’wah yang masih nol?

Saudaraku, apakah orang yang baru tarbiyah 1 atau 5 tahun telah bisa menyamai kepribadian Ka’ab bin Malik ra.? Nilai keimanan memang tidak bisa diukur dengan lamanya tarbiyah, namun kita bisa melihat secara umum bagaimana kondisi keimanannya dengan parameter usia interaksinya dengan da’wah. Apakah kita akan menyikapi seorang yang baru setahun liqo dengan sikapnya Musa As. kepada Harun As. saat beliau menarik jenggot saudaranya? Atau kita mencoba mengikuti marahnya Abu Bakar ra. kepada Umar ra. yang memilih jalur ‘lembut’ dalam menyikapi Musailamah dan orang-orang yang menolak zakat? Sekeras itukah kita berperilaku terhadap seorang ikhwah.

Di mana senyummu saat pertama bertemu bersama dalam da’wah ini, di mana pelukmu seperti kepada adik-adikmu yang baru masuk dalam aksi tarbiyah? Kunjungilah saudaramu, ketika lama ia tidak menyapamu, smslah ia saat tidak pernah muncul-muncul dalam pertemuan keimanan. Datangilah mereka yang lemah, mereka yang manja, tularkan petuah-petuah juangmu. Apakah benar sudah saatnya mereka survival dalam menjaga stabilitas keimanannya? Tidak, tidak ya ikhwah, cukuplah derai air mata ini, cukuplah kesedihan hilangnya seorang ikhwah ‘berhenti sampai di sini, dekaplah dan tahanlah mereka yang hendak pergi.

Kuntum bunga boleh layu, namun rekahnya bunga-bunga mujahid harus terjaga tetap hadir di sebuah kebun...

Dunia ibarat sebuah terminal

Hanya tempat persinggahan

Bersabarlah hadapi ujian

Tak kan lama kan tinggal...

Artikel ini diberikan oleh Abdul Rahim saat kita masih duduk di bangku sekolah berseragamkan putih abu-abu. Hanya ingin sedikit berbagi agar tak perlu ada yang mengundurkan diri dari ‘semua’ ini.

30 Agu 2009

Kota Oslo Ijinkan Burqini Dikenakan di Kolam Renang

Sabtu, 29/08/2009 09:38 WIB

Setelah Inggris mengijinkan pemakain Burqini di kolam renang umum sekarang kota Oslo mengijinkan bagi muslimah mengenakan pakaian Burqini di kolam renang.

Pihak berwenang kota Oslo telah memberikan kewenangan khusus bagi muslimah yang ingin berenang di kolam renang dengan mengenakan pakaian renang yang menutup seluruh tubuh, kata seorang pejabat setempat kepada radio NRK pada Jumat kemarin.

"Beberapa orang mengatakan bahwa mereka perlu menutupi seluruh tubuhnya," kata Jan zander yang bertanggung jawab untuk urusan olahraga dan rekreasi. "Kami kira penting buat mereka yang tinggal di kota ini untuk bisa berenang dan menggunakan kolam renang."

Sebelumnya kolam renang di kota Paris melarang seorang muslimah mengenakan "Burqini" di kolam renang. Sedangkan walikota Italia utara yang anti imigran Varallo Sesia malah akan mengenakan denda bagi muslimah berenang mengenakan pakaian tertutup seperti Burqini dan akan dijatuhi hukuman denda sebesar 500 euro (700 dollar AS) bagi yang melanggar aturan tersebut.

Peraturan baru Oslo yang dikutip oleh radio NRK mengatakan bahwa perenang yang menutupi seluruh tubuhnya dengan alasan budaya ataupun keagamaan harus memakai pakaian renang yang bersih yang dirancang khusus untuk berenang.

Zander membantah bahwa pakaian seperti itu tidak higienis.(fq/aby)


www.eramuslim.com

woman

Ketika telah lelah lisan ini berkata tentang kebenaran dan ketika telah kering tinta ini menulis tentang kebenaran, maka biarlah Allah saja yang menjadi saksi atas semua itu. Saudariku, tak ada satupun yang mengingkari tentang betapa mulianya seorang wanita. Maka jagalah mereka… jagalah diri kalian, dan jagalah wanita yang ada di sekitar kalian dari hal yang dapat menurunkan derajat kemuliaan itu. Ibarat makanan, tentu berbeda kemasannya antara yang ada di pusat perbelanjaan dengan yang ada di pedagang kaki lima. Di pusat perbelanjaan kemasannya terbungkus rapi, dijaga di etalase, dan tidak ada yang boleh menjamahnya. Berbeda dengan kemasan yang ada di pedagang kaki lima, terbuka, dihamparkan begitu saja, dan siapapun boleh menjamahnya… begitulah ibaratnya wanita… semakin ia terjaga, maka semakin sedikit yang bisa menjamahnya, hingga terjagalah kemuliaan itu… dan tugas kita bersama untuk mewujudkannya…

-copast dr sebuah sumber-

Woi..Dah RAMADHAN nih!

“Ada anak bertanya pada bapaknya, buat apa berlapar-lapar puasa...” (Bimbo)
Tentunya kita sudah sering bercengkerama dengan bulan yang satu ini. Bulan ini diapit oleh bulan sya’ban dan syawal. Hmm, Cuma pengenalan kok. Tahu kan mau apa kita saat ramadhan? Yup, puasa! Itulah salah satu rukun islam yang wajib kita penuhi. Apalagi kita udah pada baligh.

Nah, apa sih istimewanya bulan “ini”? bulan ini bulan spesial karena Cuma dikasih untuk orang-orang beriman. Kamukah orang beriman itu? Bulan ramadhan juga merupakan bentuk perhatian Allah buat kita. Coba aja, pintu syurga dibuka dan pintu neraka ditutup, setan-setan diiket, pahala dibagi-bagi, dan kita bisa cuci darah (ups!) cuci dosa maksudnya di bulan barokah ini. Wheww, reward yang gak tanggung-tanggung! Mumpung lagi banyak reward, yuk coba kita membaca diri kita, sudahkah kita menjadi muslimah yang taat? Sudahkah kita melakukan semua perbuatan sebaik-baiknya? Akankah terminal hidup kita ini bermuara pada Allah? Pada Syurga-Nya? Atau justru ke neraka-Nya? Na’udzubillah...nah, mumpung masih tinggal di dunia nih, yuk kita bebenah diri mempersiapkan kematian yang selalu mengikuti kita, tapi kita tak tahu kapan kematian itu menjelang..? gampang aja caranya, coba kita lihat hal-hal simple seperti mencoba sholat tepat waktu (gak mepet adzan berikutnya), terapin 6S (senyum, sapa, salam, sopan, santun, dan salaman), menutup aurat (ayo, coba manfaatin Ramadhan. 30 hari pakai jilbab kan ga sebanding dengan 11 bulan sebelumnya kita mengumbar aurat kita, siapa tahu hidayah Allah dateng, trus kita ‘keterusan’ pakai jilbab deh sampai akhir hayat kita..), dan berbagai kegiatan positif lainnya.

omong-omong soal puasa, banyak lho manfaatnya! Kita bisa menahan hawa nafsu sehingga kita bisa mengendalikannya. Puasa juga melatih diri kita supaya lebih peka terhadap kemiskinan, dan masalah-masalah sosial lainnya. Nah, puasa juga mendisiplinkan kita apalagi organ-organ dalam tubuh kita karena kita memberikan waktu istirahat untuk mereka.

Kalau puasa, sunnahnya kan sahur tuh, melalui sahur kita jadi terbiasa bangun pagi, bisa dibiasakan sholat tahajud deh dan subuhnya jadi gak telat. Kan bagus tuh, menambah tabungan amal kita, toh?

“Ada tiga akhlak para Rasul yaitu: mempercepat buka, memperlambat sahur dan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri ketika shalat.” (HR. Thabrani)
“Ummatku akan selalu dalam keadaan baik selama mereka mempercepat berbuka dan memperlambat sahur.”(HR. Ahmad)

Nah, sudahkah kamu punya targetan? Kalau belum, ayo cepat dibuat..mumpung masih ramadhan nih..



*asri nur chiquita,
syaja'ah 28
matematika-fmipa ui, 2008*

Dunia Kampus, Dunianya Kita-kita

Memasuki dunia kampus terasa sangat membanggakan bagi mereka yang baru pertama menginjakkan kakinya. Dunia kampus yang notabene idealis banyak memiliki perbedaan dengan dunia sekolah. Pola belajar sudah tentu berbeda. Ada perubahan dari sistem keteraturan menjadi kurang beraturnya jadwal belajar. Selain itu, kampus merupakan tempat berbaurnya berbagai ideologi, dari yang agamis hingga yang atheis, dari yang nasionalis hingga yang apatis, dari yang kiri totok sampai yang kanan mentok ada semua di sini. Adanya keberagaman ideologi ini mengakibatkan pergaulan yang luas. Tak ada batas-batas pemisah kecuali bagi mereka yang membuatnya. Tak adanya batas pemisah ini dapat mengakibatkan pergaulan yang bebas. Karena itu, baiknya kita memiliki batas pemisah itu agar tidak ‘kebablasan’. Tanpa perlu dibuat, batas itu sudah ada dengan sendirinya, itulah yang disebut agama, dan kita cukup menerapkannya saja dalam kehidupan sehari-hari. Kembali lagi ke bagian ideologi, adanya ideologi yang beragam tak dapat kita nafikan bahwa kampus-lah miniatur Negara ini. Semua kalangan berbaur menjadi satu di kampus. Semua, semua agama, suku, dan semuanya. Karena itu, kita butuh mengenal tempat kita tumbuh dan berkembang sekarang, kampus.

Dunia kampus juga menyimpan selaksa makna bagi penghuninya. Tak dapat kita ingkari, dari kampus, kita mendapatkan teman-teman baru dan tentunya kita akan bergaul dengan mereka, tertawa dengan mereka, ujian dengan mereka, bahkan kalau bisa pun lulus dengan mereka. Karena itu, kita juga dituntut untuk mampu memilah dan memilih teman yang baik, teman yang mampu membawa kita pada kebaikan agar kita tak terjerumus. Melalui teman yang baik, keadaan kita akan kondusif sehingga sistem keamanan tubuh (imun) kita kebal terhadap pengaruh-pengaruh buruk.

Lalu, kita pun butuh tameng yang kuat untuk menahan pengaruh-pengaruh buruk itu. Niat itu ada di dalam hati, terkadang niat terkotori dengan hal-hal yang tak dinyana. Karena itu, kita harus tetap menjaga dan meluruskan niat kita. Tak lupa pula untuk bersyukur pada Allah dalam kondisi serta keadaan bagaimanapun. Serta berkomitmen dalam menjalani kuliah ini. Komitmen itu berarti konsisten, persisten (teguh dan dinamis), dan resisten. Dan yang terakhir tetaplah optimis menjalani hidup ini karena sesungguhnya bersama kesukaran (pasti) ada kemudahan.

“kejarlah dunia sekan-akan kamu akan hidup seribu tahun lagi, dan peganglah akhirat seakan-akan kamu akan mati esok”

*asri nur chiquita, matematika-fmipa ui, 2008*